Profil Dosen Jualan. Awal kenal Dosen Jualan. Sempat panggil kak. Saya Rahma, kebanyakan orang nggak kenal saya, tapi saya kenal orang banyak. 😀 Kebanyakan yang saya kenal adalah orang-orang hebat. Salah satunya pak Suryadin Laoddang atau yang sering disapa dengan Dosen Jualan. Dosen Jualan, mayoritas pelaku usaha Indonesia insya Allah tidak asing dengan brand itu. Sebab, mereka rata-rata pernah berguru padanya, terutama dalam bidang marketing.

Resign dari kerjaan sebelumnya.

Pertama ketemu beliau, di seminar entrepreneur gitu. Kesan ke beliau itu inspiratif banget. Dari sekian pemateri, pertanyaan ke Dosen Jualanlah yang paling banyak. Sebab, memang menarik sekali. Dosen Jualan membahas yang konkrit, aplikatif, dan banyak dirasakan audiens sebagai pelaku usaha.
Qodarullah, selang berapa tahun, saya dipertemukan lagi dengan beliau. Saat itu, Dosen Jualan sedang pasang challenge menulis gitu. Challengenya diminta menyadur video menjadi tulisan. Menariknya, kita diminta menuliskan berapa upah dari menulis itu.

Saya yang senang menulis dan lagi gabut, gercep mengerjakan. Tak disangka lolos. Kemudian beliau menawarkan job. Akhirnya saya yang statusnya kerja di 2 (dua) tempat, kini jadi 3 (tiga) tempat. Dua tempat full time, 1 tempat freelance dengan Dosen Jualan. Asyik sekali kala itu.

Beberapa kali menulis, akhirnya saya diundang bersama tim freelancenya. Mereka semua berasal dari satu daerah yang sama dengan Dosen Jualan, Wajo Sulawesi Selatan. Meski tak sedarah, Dosen Jualan bersama tim nampak seperti keluarga. Mereka memanggil Dosen Jualan dengan sebutan Kak Adin. Itulah mengapa saya juga memanggilnya begitu. Yuk, simak cerita saya ikhwal profil dosen jualan.

Menjadi bagian Tim Dosen Jualan.

Pertemuan di Rumah Joglo Jogja menjadi saksi sejarah. Pekerjaan saya di daerah Sleman, saya cukupkan, fix resign. Mengapa? Pertama, secara prinsipil dari hati memang tidak nyaman kerja di sana. Kedua, apa-apa yang disampaikan Dosen Jualan sejalan dengan impian ke depan. Sangat persuasive memang beliau. Sehingga ajakan bergabung saya sambut cepat. Maka resmilah saya bergabung dengan tim Dosen Jualan di Kampus Dosen Jualan.

Kedatangan pertama saya terasa asing, begitu pula saya dengan tim Dosen Jualan yang bekerja full time. Mungkin panggilan yang berbeda. Saya memanggil Dosen Jualan dengan sebutan Kak Adin, sedangkan mereka Pak Dosen. Tak mau berlarut-larut dalam keterasingan, maka sejak itulah saya berpindah Haluan dari Kak Adin berganti Pak Dosen.

Hari pertama ternyata masih tak terarah, plus tak ada satupun dari mereka yang memiliki amanah mengarahkan. Lalu Dosen Jualan? Hanya memberikan tugas menulis artikel tanpa target. Belakangan, saya ketahui bahwa pak Dosen suka menguji orang. Hampir saja saya menyesal akan memutuskan untuk keluar di hari ketiga. Hahaa

Apalagi Kampus Dosen Jualan yang pelosok pinggir sawah depan belakang kanan kiri kebon. Ya Allah, kampus apa ini? Sepertinya lebih cocok untuk kampus pertanian. Alamatnya ini: Jalan tembus Daraman – Mutihan, RT 04 Pedusayaan Mutihan No. 99, Mutihan, Jatirigit, Srimartani, Piyungan, Kab. Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55792. Coba search di Google kalo nggak percaya. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, menjadi tim Dosen Jualan ternyata mengasyikan. Seru pokoknya. Beneran deh. Bagi saya, pengalaman bekerja paling komplit ya di Dosen Jualan.

Pak Dosen suka ngasih challenge tersirat. Kalau bisa lalui, Dosen Jualan dengan senang hati memberikan reward. Saya baru 2 bulan bekerja saja sudah naik gaji. Bulan selajutnya naik lagi. Waw, fantastic! Bulan selanjutnya naik lagi. Menggiurkan!!! Tapi pak Dosen fair, gaji naik sesuai kinerja. Uniknya, bukan berdasarkan gelar. Selain soal gaji yang naik tangga, saya pribadi bersyukur diasah public speakingnya melalui pemberian materi di kelas KDJ. Pernah juga diberi amanah sebagai team leader suatu pelatihan. Seru-seru gemes deh.

Profil Dosen Jualan, Keunikan yang Unik

Semua manusia memang unik, diciptakan Tuhan sebagai makhluk personal. Tak terkecuali pak Dosen yang juga mempunyai keunikan sendiri. Berikut beberapa keunikannya:

1. Tak mau pakai microphone
Hampir di setiap kelas, seminar, talkshow, workshop, Dosen Jualan minta izin tidak pakai microphone. Sebab, suara aslinya sudah menggelegar dan nyaman didengar.

2. Cinta Budaya
Pelaku bisnis digital marketing, cinta budaya? Bukan tak mungkin namun jarang sekali. Dosen Jualan salah satunya. Sebagai buktinya, rak buku besar di rumahnya 90% justru isinya terkait budaya. Selain itu, Dosen Jualan pun sangat piawai menggunakan Bahasa Bugis. Dulu, sering kali ia diudang sebagai MC dengan Bahasa Bugis asli yang sekarang semakin langka orang fasih menggunakannya.

3. Paham Sejarah dan Geografis se-Indonesia

Dosen Jualan adalah orang yang rupaya kaya akan khasanah ilmu sejarah dan budaya, diskusi tentang budaya dan sejarah dengan sangatlah mengasikkan dan membuat kita terbelalak. Begitupula dengan wawasan nusantaranya, beliau jago ilmu peta buta, paham karakter geografis banyak daerah di Indonesia. Maka, tidaklah heran jika muridnya berasal dari seluruh pelosok Indonesia. Tak heranlah saya jika banyak rekannya yang berkonsultasi terlebih dahulu untuk membuka cabang di suatu daerah. Tak perlu heran juga saya jika ia menjadi tempat bertanya sebelum membuat brand. Sebab, ia paham sejarah dan geografis se-Indonesia.

4. Impian Tak Biasa

Suatu Ketika dalam perjalanan pulang ke kampus, Dosen Jualan menawarkan saya untuk sesekali menjadi guru di Sekolah Muhammadiyah dekat Kampus Dosen Jualan. “Hmm… nggak deh pak. Saya nggak terlalu suka formalitas di sekolah. Saya lebih suka dengan sekolah alam,” tolak saya sambil menjelaskan alasannya. Ternyata Dosen Jualan pun sama. Ia ingin punya sekolah alam modern bernuansa islami. Jadi laptop bukanlah hal yang dilarang. Justru dimanfaatkan dalam pendidikan. Juga murid tidak dibebankan pelajaran yang memang tidak diperlukan untuk mereka. Namun selain belajar agama Islam, ada poin utama yang diterapkan. Poinnya yaitu penerapan nilai Islam untuk menjadi entrepreneur. Wah, seru juga. Semoga terkabul pak. Aamiin yaa Rabb.

Sebetulnya masih banyak pastinya keunikan Dosen Jualan. Tapi sepertinya itu dulu, selebihnya bisa bercengkrama langsung dengan Dosen Jualan. Channel YouTubenya juga aktif, dengan nama akun Dosen Jualan.

Didoakan Gagal Menikah.

Amanah demi Amanah saya tuntaskan dengan baik, meski pasti ada lika-likunya, ada jungkir baliknya, ada huru haranya, ada tangisan juga tawa. Hingga pak Dosen menjadikan saya orang kepercayaan. Hampir setiap seminar saya ikut. Hampir setiap ada tamu saya diajak bertemu. Jika beliau diamanahi coaching keluar kota, saya diajak. Kata beliau supaya saya bisa ikuti jejak Dosen Jualan. Hingga ada dokumen berharga Kampus Dosen Jualan, hanya saya saja yang bisa akses. Padahal yang lain sudah mengabdi tahunan di Kampus Dosen Jualan. Bahkan ada pula yang sudah ikut beliau semenjak KDJ belum ada.

Mendapat kepercayaan, membuat kita semakin bertanggung jawab juga membuat kita takut meninggalkan. Namun, pada sisi lain, ada agenda hidup saya yang mesti saya jalani yaitu menikah. Usia saya saat itu 25 tahun. Usia yang sudah memunculkan kekhawatiran jika belum menikah. Tapi satu sisi masih ingin berjuang Bersama tim Dosen Jualan. Pilihan berrrrrat!

Bagaimana dengan keduanya? Pilihan solutif tapi tidak tepat. Pasalnya, rencana pasca nikah tidak tinggal di Jogja. Sedikit mengutip istilah Jogja ala Dosen Jualan, “Jogja adalah kota yang tercipta dari 50 % rindu dan 50 % kenangan. Nah, maka pilihan harus salah satu. Saya berdoa untuk bisa menikah. Sedangkan Dosen Jualan tegas, “Mba Rahma boleh saja berdoa. Tapi saya punya doa sendiri. Pasti nggak jadi!” Apakah akhirnya jadi? Tanya pak Dosen aja deh.

Profil Dosen Jualan, Sisi Lain, Pribadi dan Keluarga.

Hal ini juga menarik untuk ditelisik. Sebab, tak banyak yang mengetahuinya. Bahkan untuk wajah istri Dosen Jualan saja, teman-teman dekat Dosen Jualan juga tak banyak yang tahu. Pernah suatu ketika istri Dosen Jualan menjadi peserta pelatihan yang diadakan oleh Dosen Jualan dan tim. Lucunya, para pemateri digital marketing yang sudah terbukti sukses itu tidak mengetahui bahwa salah satu peserta adalah istri Suryadin Laoddang. Padahal jumlah peserta dikondisikan terbatas.

FYI, Dosen Jualan, memiliki 1 istri sholihah, 2 jagoan hebat dan calon anak qurrota a’yun insya Allah. Istri beliau berhijab yang jago sekali jahit-menjahit. Sudah ratusan mukena dihasilkan dari tangannya. Tak hanya itu, ratusan baju muslim, ribuan masker telah beredar. Anak sulungnya sedang dipersiapkan jadi ustadz yang sedang mondok di pesantren modern terkenal. Anak nomor 2nya sejak balita, kosakatanya jauh melebihi anak seusianya. Calon anak nomor 3, semoga sehat selalu dan lahir dengan selamat. Aamiin yaa Rabb.